Ku tuturkan dalam bahasa lugas tanpa lafas
tergugu beku mencumbu malam dalam dekapan rindu puisi malam
Ada yang terlepas dari dasar jiwa , cintanya dan pemujanya
Bergulir sayup-sayup desau risau angin membelai wajahku yang pucat pasi
Dari bayangan sejuta angan kutahu semua terhampakan
Kembali kututurkan satu-satu bahasa dalam kalbuku
Mencuri jauhnya jiwa yang pernah termiliki dan yang kini terlepaskan
Tak tergeming meski hujahan rindu puisi malam aku hantarkan
lewat sayap-sayap kecil kelelawar malam
Hambakan sebuah fatamorgana yang dulu tercipta
Tersabit tajam belati ngilu dirasa tak juga terkata
Bentangan kabut malam menjemput peraduan bisu disetiap lengkuhan nafas terjagaku
Cicit burung tidurkan ilalang di padang yang gelap
Membatasi pandangan antara kehadiran bayangan yang terpasung di kegelapan
Rebah di puncak kekalutan akan sebuah kehilangan
Kututurkan satu desahan lelahku
Rinduku beradu menyalak bak serigala yang lapar
namun rindu ini terkubur kembali dalam gulita malam
puisi malam hanyalah gugahan jiwaku yang terjerembab dalam gelap kehidupan sesaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar