Sabtu, 04 September 2010

jingga
Saturday, August 28, 2010 14:05 1 Comment

Judul: JINGGA
Oleh: Balada Sang Jingga

telah kubawakan jingga yang kucuri dari senja
untuk mengganti warna bajumu yang tlah lusuh karena dosa
telah kubawakan jingga yang kucuri dari purnama
untuk mengganti warna kerudungmu yang pucat karena dunia

usah kau pikirkan senja tanpa jingga
ia akan mengalah saat lengkung malam mulai rebah

tak usah kau pikirkan purnama tanpa jingga
bukankah, tak ada yang merindukan purnama itu
bukankah lebih baik jika jingga itu kucuri saja
lalu kujadikan hijab untukmu,..

biarlah purnama kehilangan jingga
tidakkah cahayanya telah redup oleh gemerlap lampu kota

jika jingga yang kuhantar
tak cukup untuk membuatmu berbinar,.
tak akan kucuri lagi jingga dari sang fajar,..


This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Penantian, Puisi Rumi, Puisi Sedih, Puisi Umum, Sajak Syair Tags: dunia, jingga, lusuh, puisi, senja, warna
Tak Tau
Wednesday, August 25, 2010 19:32 1 Comment

Judul: Tak Tau
Oleh: Siti Kholifah

disaat kau ada
aku merasa ta’ membutuhkanmu
tapi disaat kau menghilang
kenapa aku merasa ingin mencarimu
disaat kau dekat
aku merasa ta’ ingin bersamamu
tapi disaat kau dengan yang lainnya
kenapa aku merasa sakit melihatnya

aku ta’ kuasa menafsirkan rasa jiwa
ketakutanku terlalu dalam untuk menetapkannya
tapi hati ingin slalu menemukanmu
memastikan tentang keadaanmu

rindupun menjadi duri di jiwa
membuat wajahku basah dengan air mata
hati gelisah dengan berbagai tanya
ingin kusampaikan namun bibir ta’ mampu untuk berkata

dengarkanlah bisik hatiku
rasakanlah dengan setulus jiwamu
bacalah setiap sorot mataku saat menatapmu
setiap tingkah laku ku saat bersamamu
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Doa, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: bahagia, cemburu, cinta, dekat, puisi
Sepi
Sunday, July 4, 2010 2:47 No Comments

Judul: Sepi
From: Al-Umam

hampa rasa diri.
Ini hati bergemuruh
‘tika teringat dikau penuh – seluruh
tinggalkan nama, tinggalkan raut muka
tinggalkan semua yang dikau punya
sebelum asaku bertahta.

Sepi …
hati terpaut padamu
begitu mendendam rindu.
Biar keluh … biarkan menahan pilu,
biar resah … biarkan menahan gundah
merenggutmu, lepas – sudah …
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: bertahta, gundah, nama, puisi hampa, sepi
Penerimaan
Sunday, July 4, 2010 2:46 1 Comment

Judul Penerimaan
From: al-Umam

‘Ku tatapkan mata hatiku pada penjuru waktu
‘Ku lampiaskan tanya jiwaku pada yang kujumpai
Ada apa dalam getar hatiku ?
Bila bertemu satu angan yang terbayang
ada rasa kian meronta, hendak mencari penawar hati.
Akankah getar hatiku membawa asa ?. Dimana … ?
Karena asaku adalah hidupnya jiwaku.

Langkah demi langkah ayunan hatiku berpijak,
menelusuri gugusan masa hidupku ;
‘Ku rasakan getar-getar penuh misteri,
- seperti jalur seorang musafir,
menyusuri jalan berpasir .. berkerikil .., kadang berbatu.

Perjuangan,
Laskar cinta di medan sunyi
angan menggapai namun tiada membekas
hampa sebuah raihan kandas dalam bidikan,
sebuah perang sunyi di belantara gundahnya hati.

.. cinta kugapai, tiada kudapat,
rinduku …, ‘bak peluru tiada bermusuh.
Kini laskar cinta kesunyian di medan laga,
kutatap – sepertinya …
perang ini sebuah perjalanan panjang.

Haruskah ‘ku lalui seorang diri,
atau diam termenung berteman kalut
sehingga asaku habis merenungi penjuru waktu
yang hanya terpena di hati.

Haruskah ‘ku lalui seorang diri … ?
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Rumi, Puisi Sahabat Tags: alam, angin, laskar cinta, perjuangan, Puisi Cinta
Ku Menangis untuk kebahagiaanmu
Thursday, May 13, 2010 9:47 No Comments

Kenapa kepuraanmu begitu berbisa??
kini diriku terjebak dalam setiap anganku…
menanti dan terus menanti kesetiaanmu
meneteskan butiran kecewa dalam penantianku..
Kenapa kau hadirkan sebuah syair cinta untukku??
tapi kau hanya menaburkannya dalam badai penghianatanmu…
memulai semua dengan kata-kata manis yang pahit dalam kesendirianku..
ku menangis untuk kebahagiaanmu…
semoga kau bahagia setelah meluluhkan semua kebahagiaanku
semoga penyesalanmu tak pernah datang untukku…
selamat tinggal sisa-sisa harapanku yang hampa..
terbanglah engkau melemparkan penderitaanku yang tak berujung….
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Doa, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Umum Tags: puisi jebak, puisi kesendirianku, puisi kesetiaan, puisi menanti, puisi pura, puisi syair cinta
Cinta & Rindu
Monday, February 22, 2010 11:11 3 Comments

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi

Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat

Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

Cinta & Rindu berjudul Rindu Puisi ini ditulis oleh friady Dilarang keras menyalin Cinta & Rindu ini di lain tempat tanpa menyebutkan URL website serta nama penulisnya.
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Semangat Tags: cinta dan rindu, friady, rindu puisi
Alone
Sunday, January 24, 2010 2:11 5 Comments

Judul: Alone
Oleh: “Achmad Dzoelay”

Hari demi hari kucoba melupakannya,
Tapi semuanya itu percuma.
Ku coba untuk menghapus kenangannya,
Tapi jawabannya tetap sama.

Apa yang harus ku lakukan?,
Jika dia tak bisa ku lupakan.
Apa yang harus ku korbankan?,
Demi melupakan dirinya seorang.

Aku hanya manusia biasa,
Yang tak akan pernah bisa mencinta.
Aku hanya sebuah bayang-bayang,
Yang tak akan pernah bisa untuk menyayang.

Kini aku pun mulai menyadari,
Aku hanya lelaki yang tak tahu diri.
Kini aku pun mulai merasa,
Aku memang lelaki yang tak pantas mencinta.
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih Tags: puisi bayang, puisi hapus kenangan, puisi jawaban, puisi kecewa, puisi manusia, puisi melupakan, puisi pengorbanan
Rindu Kebebasan
Sunday, January 24, 2010 2:07 No Comments

Judul: Rindu Kebebasan
Oleh: “abigailroodee”

Aku rindu pada kebebasan,
Rinduku terpatri padanya…
Laksana sang anak rindu akan ibunya.

Tatkala bisikan dedaunan dan angin,
Mengumandangkan adagium kebebasan,
Aku rindu dan semakin rindu padanya.

Karena,
Aku tlahpun melihat, dan mencari tahu…
Tentang penindasan, penjajahan, dan pembodohan,
Oleh…penguasa negeri ini!
This was posted under category: Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: kebebasan, pembodohan, penindasan, puisi negeri, puisi penguasa, rindu
Replika Diorama Terbaptis
Saturday, January 16, 2010 0:45 1 Comment

Judul: Replika Diorama Terbaptis
Oleh: Derrik Hudaya

Kala para birokrat berdebat tentang kemakmuran rakyat.
Ribuan budak tak henti di telanjangi mesin industri milik cukong tak bermartabat.
Penat mendera mereka, para pengabdi…
Habis diperas, dihisap, demi kebutuhan industri.

Sementara itu, dibalik awan, cukong laknat itu terbahak-bahak
Mendekap peti harta keringat para budak dengan tamak
Inilah kesaksian para penghuni jiwa
Dikala malaikat kabarkan duka…
dan Iblis leluasa menghuni Surga…
This was posted under category: Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: puisi cukong, puisi harta, puisi martabat, puisi rakyat, puisi tamak
RINTIHAN HATI
Friday, January 15, 2010 17:01 1 Comment

Judul: RINTIHAN HATI
Oleh: “TRI ULAN TAIPEI CITY”

kala sepi menyayat hati
kelelahan jiwa menemani
tertatih-tatih langkahkan kaki
pijak jalan kehidupan penuh duri
raih mimpi tak bertepi
gapai cinta tak pernah bermakna

senandungkan kidung asmara
urai dalam bait-bait derita
debur ombak kehidupan
hantam karang keteguhan hati
mencoba tegarkan jiwa
dari cerita cinta penuh luka

ku akui begitu banyak cinta
yang datang dan pergi
tapi tak satupun cinta yang mampu
menyemaikan segala rasa dikalbu
yang telah gersang dan mengering
walau bibir selalu tersenyum
tapi hati menangis pilu
dihimpit dilema yang membelenggu
jangan cintai………
karena tak pantas untuk dicintai
jangan sayangi……..
karena tak pantas untuk disayayangi
jangan berharap……..
karena tak pantas untuk diharap
biarlah semua berjalan
mengikuti alur roda kehidupan
biarlah semua berlalu mengikuti
kehendak yang MAHA TAHU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar