Minggu, 19 September 2010
Ketika Hati Menangis
Tuhanku….
ketika hati menangis, hanya kau saja yg tahu
Tuhanku….
Ketika mereka meninggalkan aku sendiri
Ketika dunia tiada simpati, Kau tetap mendengar rintihanku
PadaMu tempatku menagih kasih
Ketenangan kurasa mendekatiMu
Syahdu malam tak terasa sunyi
Tuhanku….
Ketika aku dalam kepayahan, dalam kesendirian dihimpit cobaan
Kau beri aku kesabaran, pengalaman mengajar arti kematangan
Lantas Kau membuka pintu hatiku, untuk memberi kemaafan
Pada mereka yang pernah melupakanku
Tuhanku….
Ketika aku buntu
Kau berikan aku kekuatan, kau tunjukkan aku jalan
Kau tak biarkan aku sendirian
Tuhanku….
Yang Maha Pengasih, Rahmatmu tak terkira
Syukurku melangit pun tak tercapai
Sungguh aku merasa berdosa karena dulu sering lalai
Semoga penyesalanku Kau terima
THANK YOU ALLAH FOR THE BLESSINGS YOU HAVE GIVEN
C I N T A
Ya Aziz..........
Jika Cinta Adalah Ketertawanan
Tawanlah Aku Dengan Cinta Kepada-Mu
Agar Tidak Ada Lagi Yang Dapat
Menawanku Selain Engkau
Ya Rohim..........
Jika Cinta Adalah Pengorbanan
Tumbuhkan Niat Dari Semua Pengorbananku
Semata-mata Tulus Untuk-Mu
Agar Aku Ikhlas Menerima Apapun Keputusan-Mu
Ya Robbii..........
Jika Rindu Adalah Rasa Sakit
Yang Tidak Menemukan Muaranya
Penuhilah Rasa Sakitku
Dengan Rindu Kepada-Mu
Dan Jadikan Kematianku Sebagai
Muara Pertemuanku Dengan-Mu
Ya Robbii..........
Jika Sayang Adalah Sesuatu Yang Mempesona
Ikatlah Aku Dengan Pesona-Mu
Agar Damai Senantiasa Kurasakan
Saat Terucap Syukurku Atas Nikmat Dari-Mu
Ya Alloh..........
Jika Kasih Adalah Kebahagiaan
Yang Tiada Bertepi
Tumbuhkan Kebahagiaan Dalam Hidupku
Di saat Kupersembahkan Sesuatu Untuk-Mu
Ya Alloh..........
Hatiku Hanya Cukup Untuk Satu Cinta
Jika Aku Tak Dapat Mengisinya Dengan Cinta Kepada-Mu
Kemanakah Wajahku Hendak Kusembunyikan Dari-Mu
Ya Ar-Rahman.........
Dunia Yg Engkau Bentangkan Begitu Luas
Bagai Belantara Yg Tak Dapat Kutembus
Di Malam Yang Gelap Gulita
Agar Tidak Tersesat Dalam Menapakinya
Ya Ar-Rahhim…….
Berikan Alas Kaki Buat Hamba Agar Jalan Yg Kutapaki Terasa Nikmat
Meski Penuh Dengan Bebatuan Runcing & Duri Yang Tajam
Hamba Sadar Semua Ini Milikmu Dan Suatu Saat
Jika Kau Kehendaki Semuanya Akan Kembali Jua Kepada-Mu
Hamba pasrahkan kehidupan hamba kepada-Mu.
Jika Cinta Adalah Ketertawanan
Tawanlah Aku Dengan Cinta Kepada-Mu
Agar Tidak Ada Lagi Yang Dapat
Menawanku Selain Engkau
Ya Rohim..........
Jika Cinta Adalah Pengorbanan
Tumbuhkan Niat Dari Semua Pengorbananku
Semata-mata Tulus Untuk-Mu
Agar Aku Ikhlas Menerima Apapun Keputusan-Mu
Ya Robbii..........
Jika Rindu Adalah Rasa Sakit
Yang Tidak Menemukan Muaranya
Penuhilah Rasa Sakitku
Dengan Rindu Kepada-Mu
Dan Jadikan Kematianku Sebagai
Muara Pertemuanku Dengan-Mu
Ya Robbii..........
Jika Sayang Adalah Sesuatu Yang Mempesona
Ikatlah Aku Dengan Pesona-Mu
Agar Damai Senantiasa Kurasakan
Saat Terucap Syukurku Atas Nikmat Dari-Mu
Ya Alloh..........
Jika Kasih Adalah Kebahagiaan
Yang Tiada Bertepi
Tumbuhkan Kebahagiaan Dalam Hidupku
Di saat Kupersembahkan Sesuatu Untuk-Mu
Ya Alloh..........
Hatiku Hanya Cukup Untuk Satu Cinta
Jika Aku Tak Dapat Mengisinya Dengan Cinta Kepada-Mu
Kemanakah Wajahku Hendak Kusembunyikan Dari-Mu
Ya Ar-Rahman.........
Dunia Yg Engkau Bentangkan Begitu Luas
Bagai Belantara Yg Tak Dapat Kutembus
Di Malam Yang Gelap Gulita
Agar Tidak Tersesat Dalam Menapakinya
Ya Ar-Rahhim…….
Berikan Alas Kaki Buat Hamba Agar Jalan Yg Kutapaki Terasa Nikmat
Meski Penuh Dengan Bebatuan Runcing & Duri Yang Tajam
Hamba Sadar Semua Ini Milikmu Dan Suatu Saat
Jika Kau Kehendaki Semuanya Akan Kembali Jua Kepada-Mu
Hamba pasrahkan kehidupan hamba kepada-Mu.
Aku Dimakamkan Hari Ini
.
Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...
.
Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apalah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.
.
Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan...
.
Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...
.
Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...
.
Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi
.
Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu
.
Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta ,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka ,
maafkan aku ayah dan ibu ,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka...
.
Begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia-siaan
kesenangan yg pernah kuraih dulu, tak ada artinya
sama sekali mengapa ku sia sia saja ,
waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu...
.
Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan...
Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...
.
Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apalah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.
.
Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan...
.
Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...
.
Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...
.
Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi
.
Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu
.
Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta ,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka ,
maafkan aku ayah dan ibu ,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka...
.
Begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia-siaan
kesenangan yg pernah kuraih dulu, tak ada artinya
sama sekali mengapa ku sia sia saja ,
waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu...
.
Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan...
CUrahan Hati Seorang Anak
Kadang aku menganggap bahwa hidup tak adil di kehidupan ku.
Hidup yang kadang mempermainkan perasaan hati ku.
Kadang aku menyalahkan nasip yang membuat kehidupanku kurang beruntung.
Terkadang pula ku memandang terlalu tinggi hingga mengangap aku manusia paling tersial.
Aku tidak pernah bercermin.
Aku tidak pernah melihat kebawah.
Aku tidak pernah sadar, akan anugrah didalam hidupku.
Aku tidak pernah bershukur akan apa yang aku dapatkan sekarang.
Disaat kesadaran datang didalam relung terdalam hatiku.
akan kahh semua terlambat.
Blm ….. aku rasa semua blm terlambat.
Blm terlambat untuk mensyukuri apa yang aku dapatkan.
Menyukuri apa yang aku miliki.
Menyayangi semua yang aku miliki.
Menyayangi dan menghargai apa yang telah membuat aku seperti sekarang ini.
Menjaga dan menghormati semua jerih payah semua orang yang membatuku jadi lebih berarti.
Menjaga kepercayaan nya
Memenuhi keinginannya
Mencapai harapan-harapannya yang membumbung tinggi
Mencoba untuk memenuhi harapannya kepadaku
Mencoba dan berusaha untuk selalu membuatnya tersenyum
dan selalu membuatnya bangga atas apa yang aku kerjakan dan aku capai.
Selama ini aku salah mengerti dan mengenal dirinya.
Aku tidak pernah tau pengorbanan dan penderitaannya didalam hidupnya.
Aku bahkan tidak pernah tau betapa dia membanting tulang demi kebahagiaanku dan masa depan ku.
Betapa bahwa aku sadar Dia lah yang sangat berperan didalam hidupku.
Aku juga baru sadar bahwa dialah orang yang paling menyayangiku
Walaupun terkadang tidak mengerti keinginan dan perasaan ku
TAPI aku yakin dia sangat sayang dan perhatian kepadaku.
AKu Akan berusaha untuk memenuhi semua yang dia harapkan.
Memenuhi semua yang dia inginkan.
Memenuhi semua yang dia harapkan didalam hidupku dan masa depanku dengan kemampuan ku, dan kekuatanku.
Dia tidak pernah menginkan balas jasa dariku.
Dia hanya ingin melihat keberhasilanku dan kesuksesan didalam hidupku.
melihatku bahagia didalam hidupku.
Betapa bershukurnya aku memilikinya.
Betapa bangganya aku menjadi bagian dari dirinya.
Betapa bangganya aku menjadi buah hatinya.
Betapa ingin aku kata khan pada seluruh dunia
“AKU Bangga MEMILIKI SEORANG PAPA YANG HEBAT”
“AKU MEMILIKI PAPA YANG SANGAT AKU SAYANGI”
Aku menyayangi kalian berdua Papa dan Ibu
terimakasih atas pengorbanan dan kasih sayang dari kalian berdua.
Walaupun ku tau aku tak kan pernah dapat membalas kasih sayang dari kalian berdua.
Terimakasih papa & ibu
terimakasih Untuk semua pengorbanan dan cinta kasih kalian berdua
Terimakasih Papa & ibu
Sabtu, 04 September 2010
jingga
Saturday, August 28, 2010 14:05 1 Comment
Judul: JINGGA
Oleh: Balada Sang Jingga
telah kubawakan jingga yang kucuri dari senja
untuk mengganti warna bajumu yang tlah lusuh karena dosa
telah kubawakan jingga yang kucuri dari purnama
untuk mengganti warna kerudungmu yang pucat karena dunia
usah kau pikirkan senja tanpa jingga
ia akan mengalah saat lengkung malam mulai rebah
tak usah kau pikirkan purnama tanpa jingga
bukankah, tak ada yang merindukan purnama itu
bukankah lebih baik jika jingga itu kucuri saja
lalu kujadikan hijab untukmu,..
biarlah purnama kehilangan jingga
tidakkah cahayanya telah redup oleh gemerlap lampu kota
jika jingga yang kuhantar
tak cukup untuk membuatmu berbinar,.
tak akan kucuri lagi jingga dari sang fajar,..
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Penantian, Puisi Rumi, Puisi Sedih, Puisi Umum, Sajak Syair Tags: dunia, jingga, lusuh, puisi, senja, warna
Tak Tau
Wednesday, August 25, 2010 19:32 1 Comment
Judul: Tak Tau
Oleh: Siti Kholifah
disaat kau ada
aku merasa ta’ membutuhkanmu
tapi disaat kau menghilang
kenapa aku merasa ingin mencarimu
disaat kau dekat
aku merasa ta’ ingin bersamamu
tapi disaat kau dengan yang lainnya
kenapa aku merasa sakit melihatnya
aku ta’ kuasa menafsirkan rasa jiwa
ketakutanku terlalu dalam untuk menetapkannya
tapi hati ingin slalu menemukanmu
memastikan tentang keadaanmu
rindupun menjadi duri di jiwa
membuat wajahku basah dengan air mata
hati gelisah dengan berbagai tanya
ingin kusampaikan namun bibir ta’ mampu untuk berkata
dengarkanlah bisik hatiku
rasakanlah dengan setulus jiwamu
bacalah setiap sorot mataku saat menatapmu
setiap tingkah laku ku saat bersamamu
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Doa, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: bahagia, cemburu, cinta, dekat, puisi
Sepi
Sunday, July 4, 2010 2:47 No Comments
Judul: Sepi
From: Al-Umam
hampa rasa diri.
Ini hati bergemuruh
‘tika teringat dikau penuh – seluruh
tinggalkan nama, tinggalkan raut muka
tinggalkan semua yang dikau punya
sebelum asaku bertahta.
Sepi …
hati terpaut padamu
begitu mendendam rindu.
Biar keluh … biarkan menahan pilu,
biar resah … biarkan menahan gundah
merenggutmu, lepas – sudah …
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: bertahta, gundah, nama, puisi hampa, sepi
Penerimaan
Sunday, July 4, 2010 2:46 1 Comment
Judul Penerimaan
From: al-Umam
‘Ku tatapkan mata hatiku pada penjuru waktu
‘Ku lampiaskan tanya jiwaku pada yang kujumpai
Ada apa dalam getar hatiku ?
Bila bertemu satu angan yang terbayang
ada rasa kian meronta, hendak mencari penawar hati.
Akankah getar hatiku membawa asa ?. Dimana … ?
Karena asaku adalah hidupnya jiwaku.
Langkah demi langkah ayunan hatiku berpijak,
menelusuri gugusan masa hidupku ;
‘Ku rasakan getar-getar penuh misteri,
- seperti jalur seorang musafir,
menyusuri jalan berpasir .. berkerikil .., kadang berbatu.
Perjuangan,
Laskar cinta di medan sunyi
angan menggapai namun tiada membekas
hampa sebuah raihan kandas dalam bidikan,
sebuah perang sunyi di belantara gundahnya hati.
.. cinta kugapai, tiada kudapat,
rinduku …, ‘bak peluru tiada bermusuh.
Kini laskar cinta kesunyian di medan laga,
kutatap – sepertinya …
perang ini sebuah perjalanan panjang.
Haruskah ‘ku lalui seorang diri,
atau diam termenung berteman kalut
sehingga asaku habis merenungi penjuru waktu
yang hanya terpena di hati.
Haruskah ‘ku lalui seorang diri … ?
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Rumi, Puisi Sahabat Tags: alam, angin, laskar cinta, perjuangan, Puisi Cinta
Ku Menangis untuk kebahagiaanmu
Thursday, May 13, 2010 9:47 No Comments
Kenapa kepuraanmu begitu berbisa??
kini diriku terjebak dalam setiap anganku…
menanti dan terus menanti kesetiaanmu
meneteskan butiran kecewa dalam penantianku..
Kenapa kau hadirkan sebuah syair cinta untukku??
tapi kau hanya menaburkannya dalam badai penghianatanmu…
memulai semua dengan kata-kata manis yang pahit dalam kesendirianku..
ku menangis untuk kebahagiaanmu…
semoga kau bahagia setelah meluluhkan semua kebahagiaanku
semoga penyesalanmu tak pernah datang untukku…
selamat tinggal sisa-sisa harapanku yang hampa..
terbanglah engkau melemparkan penderitaanku yang tak berujung….
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Doa, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Umum Tags: puisi jebak, puisi kesendirianku, puisi kesetiaan, puisi menanti, puisi pura, puisi syair cinta
Cinta & Rindu
Monday, February 22, 2010 11:11 3 Comments
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Cinta & Rindu berjudul Rindu Puisi ini ditulis oleh friady Dilarang keras menyalin Cinta & Rindu ini di lain tempat tanpa menyebutkan URL website serta nama penulisnya.
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Semangat Tags: cinta dan rindu, friady, rindu puisi
Alone
Sunday, January 24, 2010 2:11 5 Comments
Judul: Alone
Oleh: “Achmad Dzoelay”
Hari demi hari kucoba melupakannya,
Tapi semuanya itu percuma.
Ku coba untuk menghapus kenangannya,
Tapi jawabannya tetap sama.
Apa yang harus ku lakukan?,
Jika dia tak bisa ku lupakan.
Apa yang harus ku korbankan?,
Demi melupakan dirinya seorang.
Aku hanya manusia biasa,
Yang tak akan pernah bisa mencinta.
Aku hanya sebuah bayang-bayang,
Yang tak akan pernah bisa untuk menyayang.
Kini aku pun mulai menyadari,
Aku hanya lelaki yang tak tahu diri.
Kini aku pun mulai merasa,
Aku memang lelaki yang tak pantas mencinta.
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih Tags: puisi bayang, puisi hapus kenangan, puisi jawaban, puisi kecewa, puisi manusia, puisi melupakan, puisi pengorbanan
Rindu Kebebasan
Sunday, January 24, 2010 2:07 No Comments
Judul: Rindu Kebebasan
Oleh: “abigailroodee”
Aku rindu pada kebebasan,
Rinduku terpatri padanya…
Laksana sang anak rindu akan ibunya.
Tatkala bisikan dedaunan dan angin,
Mengumandangkan adagium kebebasan,
Aku rindu dan semakin rindu padanya.
Karena,
Aku tlahpun melihat, dan mencari tahu…
Tentang penindasan, penjajahan, dan pembodohan,
Oleh…penguasa negeri ini!
This was posted under category: Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: kebebasan, pembodohan, penindasan, puisi negeri, puisi penguasa, rindu
Replika Diorama Terbaptis
Saturday, January 16, 2010 0:45 1 Comment
Judul: Replika Diorama Terbaptis
Oleh: Derrik Hudaya
Kala para birokrat berdebat tentang kemakmuran rakyat.
Ribuan budak tak henti di telanjangi mesin industri milik cukong tak bermartabat.
Penat mendera mereka, para pengabdi…
Habis diperas, dihisap, demi kebutuhan industri.
Sementara itu, dibalik awan, cukong laknat itu terbahak-bahak
Mendekap peti harta keringat para budak dengan tamak
Inilah kesaksian para penghuni jiwa
Dikala malaikat kabarkan duka…
dan Iblis leluasa menghuni Surga…
This was posted under category: Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: puisi cukong, puisi harta, puisi martabat, puisi rakyat, puisi tamak
RINTIHAN HATI
Friday, January 15, 2010 17:01 1 Comment
Judul: RINTIHAN HATI
Oleh: “TRI ULAN TAIPEI CITY”
kala sepi menyayat hati
kelelahan jiwa menemani
tertatih-tatih langkahkan kaki
pijak jalan kehidupan penuh duri
raih mimpi tak bertepi
gapai cinta tak pernah bermakna
senandungkan kidung asmara
urai dalam bait-bait derita
debur ombak kehidupan
hantam karang keteguhan hati
mencoba tegarkan jiwa
dari cerita cinta penuh luka
ku akui begitu banyak cinta
yang datang dan pergi
tapi tak satupun cinta yang mampu
menyemaikan segala rasa dikalbu
yang telah gersang dan mengering
walau bibir selalu tersenyum
tapi hati menangis pilu
dihimpit dilema yang membelenggu
jangan cintai………
karena tak pantas untuk dicintai
jangan sayangi……..
karena tak pantas untuk disayayangi
jangan berharap……..
karena tak pantas untuk diharap
biarlah semua berjalan
mengikuti alur roda kehidupan
biarlah semua berlalu mengikuti
kehendak yang MAHA TAHU
Saturday, August 28, 2010 14:05 1 Comment
Judul: JINGGA
Oleh: Balada Sang Jingga
telah kubawakan jingga yang kucuri dari senja
untuk mengganti warna bajumu yang tlah lusuh karena dosa
telah kubawakan jingga yang kucuri dari purnama
untuk mengganti warna kerudungmu yang pucat karena dunia
usah kau pikirkan senja tanpa jingga
ia akan mengalah saat lengkung malam mulai rebah
tak usah kau pikirkan purnama tanpa jingga
bukankah, tak ada yang merindukan purnama itu
bukankah lebih baik jika jingga itu kucuri saja
lalu kujadikan hijab untukmu,..
biarlah purnama kehilangan jingga
tidakkah cahayanya telah redup oleh gemerlap lampu kota
jika jingga yang kuhantar
tak cukup untuk membuatmu berbinar,.
tak akan kucuri lagi jingga dari sang fajar,..
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Penantian, Puisi Rumi, Puisi Sedih, Puisi Umum, Sajak Syair Tags: dunia, jingga, lusuh, puisi, senja, warna
Tak Tau
Wednesday, August 25, 2010 19:32 1 Comment
Judul: Tak Tau
Oleh: Siti Kholifah
disaat kau ada
aku merasa ta’ membutuhkanmu
tapi disaat kau menghilang
kenapa aku merasa ingin mencarimu
disaat kau dekat
aku merasa ta’ ingin bersamamu
tapi disaat kau dengan yang lainnya
kenapa aku merasa sakit melihatnya
aku ta’ kuasa menafsirkan rasa jiwa
ketakutanku terlalu dalam untuk menetapkannya
tapi hati ingin slalu menemukanmu
memastikan tentang keadaanmu
rindupun menjadi duri di jiwa
membuat wajahku basah dengan air mata
hati gelisah dengan berbagai tanya
ingin kusampaikan namun bibir ta’ mampu untuk berkata
dengarkanlah bisik hatiku
rasakanlah dengan setulus jiwamu
bacalah setiap sorot mataku saat menatapmu
setiap tingkah laku ku saat bersamamu
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Doa, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: bahagia, cemburu, cinta, dekat, puisi
Sepi
Sunday, July 4, 2010 2:47 No Comments
Judul: Sepi
From: Al-Umam
hampa rasa diri.
Ini hati bergemuruh
‘tika teringat dikau penuh – seluruh
tinggalkan nama, tinggalkan raut muka
tinggalkan semua yang dikau punya
sebelum asaku bertahta.
Sepi …
hati terpaut padamu
begitu mendendam rindu.
Biar keluh … biarkan menahan pilu,
biar resah … biarkan menahan gundah
merenggutmu, lepas – sudah …
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: bertahta, gundah, nama, puisi hampa, sepi
Penerimaan
Sunday, July 4, 2010 2:46 1 Comment
Judul Penerimaan
From: al-Umam
‘Ku tatapkan mata hatiku pada penjuru waktu
‘Ku lampiaskan tanya jiwaku pada yang kujumpai
Ada apa dalam getar hatiku ?
Bila bertemu satu angan yang terbayang
ada rasa kian meronta, hendak mencari penawar hati.
Akankah getar hatiku membawa asa ?. Dimana … ?
Karena asaku adalah hidupnya jiwaku.
Langkah demi langkah ayunan hatiku berpijak,
menelusuri gugusan masa hidupku ;
‘Ku rasakan getar-getar penuh misteri,
- seperti jalur seorang musafir,
menyusuri jalan berpasir .. berkerikil .., kadang berbatu.
Perjuangan,
Laskar cinta di medan sunyi
angan menggapai namun tiada membekas
hampa sebuah raihan kandas dalam bidikan,
sebuah perang sunyi di belantara gundahnya hati.
.. cinta kugapai, tiada kudapat,
rinduku …, ‘bak peluru tiada bermusuh.
Kini laskar cinta kesunyian di medan laga,
kutatap – sepertinya …
perang ini sebuah perjalanan panjang.
Haruskah ‘ku lalui seorang diri,
atau diam termenung berteman kalut
sehingga asaku habis merenungi penjuru waktu
yang hanya terpena di hati.
Haruskah ‘ku lalui seorang diri … ?
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Rumi, Puisi Sahabat Tags: alam, angin, laskar cinta, perjuangan, Puisi Cinta
Ku Menangis untuk kebahagiaanmu
Thursday, May 13, 2010 9:47 No Comments
Kenapa kepuraanmu begitu berbisa??
kini diriku terjebak dalam setiap anganku…
menanti dan terus menanti kesetiaanmu
meneteskan butiran kecewa dalam penantianku..
Kenapa kau hadirkan sebuah syair cinta untukku??
tapi kau hanya menaburkannya dalam badai penghianatanmu…
memulai semua dengan kata-kata manis yang pahit dalam kesendirianku..
ku menangis untuk kebahagiaanmu…
semoga kau bahagia setelah meluluhkan semua kebahagiaanku
semoga penyesalanmu tak pernah datang untukku…
selamat tinggal sisa-sisa harapanku yang hampa..
terbanglah engkau melemparkan penderitaanku yang tak berujung….
This was posted under category: Alunan Puisi, Puisi Cinta, Puisi Doa, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih, Puisi Umum Tags: puisi jebak, puisi kesendirianku, puisi kesetiaan, puisi menanti, puisi pura, puisi syair cinta
Cinta & Rindu
Monday, February 22, 2010 11:11 3 Comments
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Cinta & Rindu berjudul Rindu Puisi ini ditulis oleh friady Dilarang keras menyalin Cinta & Rindu ini di lain tempat tanpa menyebutkan URL website serta nama penulisnya.
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Semangat Tags: cinta dan rindu, friady, rindu puisi
Alone
Sunday, January 24, 2010 2:11 5 Comments
Judul: Alone
Oleh: “Achmad Dzoelay”
Hari demi hari kucoba melupakannya,
Tapi semuanya itu percuma.
Ku coba untuk menghapus kenangannya,
Tapi jawabannya tetap sama.
Apa yang harus ku lakukan?,
Jika dia tak bisa ku lupakan.
Apa yang harus ku korbankan?,
Demi melupakan dirinya seorang.
Aku hanya manusia biasa,
Yang tak akan pernah bisa mencinta.
Aku hanya sebuah bayang-bayang,
Yang tak akan pernah bisa untuk menyayang.
Kini aku pun mulai menyadari,
Aku hanya lelaki yang tak tahu diri.
Kini aku pun mulai merasa,
Aku memang lelaki yang tak pantas mencinta.
This was posted under category: Puisi Cinta, Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sahabat, Puisi Sedih Tags: puisi bayang, puisi hapus kenangan, puisi jawaban, puisi kecewa, puisi manusia, puisi melupakan, puisi pengorbanan
Rindu Kebebasan
Sunday, January 24, 2010 2:07 No Comments
Judul: Rindu Kebebasan
Oleh: “abigailroodee”
Aku rindu pada kebebasan,
Rinduku terpatri padanya…
Laksana sang anak rindu akan ibunya.
Tatkala bisikan dedaunan dan angin,
Mengumandangkan adagium kebebasan,
Aku rindu dan semakin rindu padanya.
Karena,
Aku tlahpun melihat, dan mencari tahu…
Tentang penindasan, penjajahan, dan pembodohan,
Oleh…penguasa negeri ini!
This was posted under category: Puisi Harapan, Puisi Kenangan, Puisi Malam, Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Sedih, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: kebebasan, pembodohan, penindasan, puisi negeri, puisi penguasa, rindu
Replika Diorama Terbaptis
Saturday, January 16, 2010 0:45 1 Comment
Judul: Replika Diorama Terbaptis
Oleh: Derrik Hudaya
Kala para birokrat berdebat tentang kemakmuran rakyat.
Ribuan budak tak henti di telanjangi mesin industri milik cukong tak bermartabat.
Penat mendera mereka, para pengabdi…
Habis diperas, dihisap, demi kebutuhan industri.
Sementara itu, dibalik awan, cukong laknat itu terbahak-bahak
Mendekap peti harta keringat para budak dengan tamak
Inilah kesaksian para penghuni jiwa
Dikala malaikat kabarkan duka…
dan Iblis leluasa menghuni Surga…
This was posted under category: Puisi Pahlawan, Puisi Penantian, Puisi Semangat, Puisi Umum Tags: puisi cukong, puisi harta, puisi martabat, puisi rakyat, puisi tamak
RINTIHAN HATI
Friday, January 15, 2010 17:01 1 Comment
Judul: RINTIHAN HATI
Oleh: “TRI ULAN TAIPEI CITY”
kala sepi menyayat hati
kelelahan jiwa menemani
tertatih-tatih langkahkan kaki
pijak jalan kehidupan penuh duri
raih mimpi tak bertepi
gapai cinta tak pernah bermakna
senandungkan kidung asmara
urai dalam bait-bait derita
debur ombak kehidupan
hantam karang keteguhan hati
mencoba tegarkan jiwa
dari cerita cinta penuh luka
ku akui begitu banyak cinta
yang datang dan pergi
tapi tak satupun cinta yang mampu
menyemaikan segala rasa dikalbu
yang telah gersang dan mengering
walau bibir selalu tersenyum
tapi hati menangis pilu
dihimpit dilema yang membelenggu
jangan cintai………
karena tak pantas untuk dicintai
jangan sayangi……..
karena tak pantas untuk disayayangi
jangan berharap……..
karena tak pantas untuk diharap
biarlah semua berjalan
mengikuti alur roda kehidupan
biarlah semua berlalu mengikuti
kehendak yang MAHA TAHU
Aries (21 Maret - 20 April)
Peruntungan: Cukup berat tantangan yang kamu rasakan akhir-akhir ini, tak perlu berputus asa bukankah tantangan juga berarti dengan kesuksesan, untuk itu paculah motivasi setinggi mungkin apalagi kemujuran masih memihak langkah kamu.
Kesehatan: Jangan sampai kejenuhan muncul hanya karena diri kamu yang selalu memaksakan diri untuk terus beraktifitas tiada henti. Jika tak sanggup lagi sebaiknya kamu berhenti sejenak agar pikiran dan tenaga bisa segar kembali.
Keuangan: Pengeluaran terus bertambah sehingga perlu perhitungan cermat agar tak terjadi pemborosan.
Asmara: Buat apa mempersoalkan persoalan yang telah lewat, karena itu akan menambah panjang persoalan saja.
Kesehatan: Jangan sampai kejenuhan muncul hanya karena diri kamu yang selalu memaksakan diri untuk terus beraktifitas tiada henti. Jika tak sanggup lagi sebaiknya kamu berhenti sejenak agar pikiran dan tenaga bisa segar kembali.
Keuangan: Pengeluaran terus bertambah sehingga perlu perhitungan cermat agar tak terjadi pemborosan.
Asmara: Buat apa mempersoalkan persoalan yang telah lewat, karena itu akan menambah panjang persoalan saja.
Puisi Lebaran
Puisi Lebaran
Ku tatapi merah biru langit yg bisu,
Akhir fajar Ramadhan nan ayu.
Banyak ungkapan hati tlah didapati,
buah madrasah i'tikafiy di bulan suci.
Meluap dan tak rela terpendam,
dan kemudianpun aku bergumam...
"selamat tinggal wahai ramadhan...
Akankah Rabb-mu mempertemukan kita kembali.
Selamat jalan malam-malam yg mulia...
Perkenankan ku tuk mengingat kemesraan kita.
Disini kutulis janjimu, menungu.
walau sebelas bulan ku sabar termangu..."
Ketika Tiba Hari Yang fitri
Krtika berkilau embun pagi
Dan merekah sinar mentari
Satu kupinta kepada ilaahi
Semoga jiwa kembali suci
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Ketika ramadhan telah lepas
Tiada dzikir yang lebih pantas
Selain takbir bagi pemilik ‘Arsy.
Ketika takbir telah bergema
Tiada yang lebih bermakna
Selain pintu maaf yang dibuka.
Selamat lebaran, semoga diterima amalan,
yang ikhlas dilakukan, selama Ramadhan.
Ketika Ramadhan Pergi
Sebagai bulan yang kucintai
aku sedih saat kau pergi
tak banyak yang kuberi
saat bersamamu setiap hari
Alangkah malunya hati ini
kesempatan yang diberi Ilahi
tak banyak kumanfaati
Betandan-tandan pahala yang Dia janji
seolah-olah sesuatu tak berarti
Masih banyak waktu aku terbuai
sesuatu tak bermanfaat bagi diri
Banyak kesempatan beramal
kubiarkan berlalu tanpa arti
Namun aku masih berharap kemurahan Ilahi
Walau hanya sedikit amal ibadah Ramadhan ini
Membawa diriku selangkah menaiki
Tangga ketakwaan pada Ilahi
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf lahir dan batin
Semoga puasa sebulan membawa kita
mencapai derajad takwa
Kematian…
Bila tahu esok kematian datang
Segala urusan kecil terlupakan
Segala tetek bengek diabaikan
Segala keputusan ditimbang matang
Abaikan alasan dangkal dan kekanak-kanakan
Pentingkan nasib setelah kematian
Utamakan hikmah dan kebenaran
Teguh disiplin di jalan Tuhan
Karena semua materi ditinggalkan
Harta dan jabatan tak dibawa ke kuburan
Hanya amal kebenaran yang jadi kawan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Segala kesalahan mohon dimaafkan
Semoga kita menjadi insan bertakwa
Ku tatapi merah biru langit yg bisu,
Akhir fajar Ramadhan nan ayu.
Banyak ungkapan hati tlah didapati,
buah madrasah i'tikafiy di bulan suci.
Meluap dan tak rela terpendam,
dan kemudianpun aku bergumam...
"selamat tinggal wahai ramadhan...
Akankah Rabb-mu mempertemukan kita kembali.
Selamat jalan malam-malam yg mulia...
Perkenankan ku tuk mengingat kemesraan kita.
Disini kutulis janjimu, menungu.
walau sebelas bulan ku sabar termangu..."
Ketika Tiba Hari Yang fitri
Krtika berkilau embun pagi
Dan merekah sinar mentari
Satu kupinta kepada ilaahi
Semoga jiwa kembali suci
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Ketika ramadhan telah lepas
Tiada dzikir yang lebih pantas
Selain takbir bagi pemilik ‘Arsy.
Ketika takbir telah bergema
Tiada yang lebih bermakna
Selain pintu maaf yang dibuka.
Selamat lebaran, semoga diterima amalan,
yang ikhlas dilakukan, selama Ramadhan.
Ketika Ramadhan Pergi
Sebagai bulan yang kucintai
aku sedih saat kau pergi
tak banyak yang kuberi
saat bersamamu setiap hari
Alangkah malunya hati ini
kesempatan yang diberi Ilahi
tak banyak kumanfaati
Betandan-tandan pahala yang Dia janji
seolah-olah sesuatu tak berarti
Masih banyak waktu aku terbuai
sesuatu tak bermanfaat bagi diri
Banyak kesempatan beramal
kubiarkan berlalu tanpa arti
Namun aku masih berharap kemurahan Ilahi
Walau hanya sedikit amal ibadah Ramadhan ini
Membawa diriku selangkah menaiki
Tangga ketakwaan pada Ilahi
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf lahir dan batin
Semoga puasa sebulan membawa kita
mencapai derajad takwa
Kematian…
Bila tahu esok kematian datang
Segala urusan kecil terlupakan
Segala tetek bengek diabaikan
Segala keputusan ditimbang matang
Abaikan alasan dangkal dan kekanak-kanakan
Pentingkan nasib setelah kematian
Utamakan hikmah dan kebenaran
Teguh disiplin di jalan Tuhan
Karena semua materi ditinggalkan
Harta dan jabatan tak dibawa ke kuburan
Hanya amal kebenaran yang jadi kawan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Segala kesalahan mohon dimaafkan
Semoga kita menjadi insan bertakwa
Langganan:
Postingan (Atom)